Setelah merencanakan berminggu-minggu untuk bernostalgia ke Gunung Papandayan, akhirnya Sabtu 19 Maret 2010 saya pun kembali ke Gunung-nya Para Ahli Keris tersebut… Just FYI, ini bukan pendakian pertama saya ke Gunung ini, namun bagi saya Gunung ini banyak memiliki kenangan tersendiri secara khusus ketika saya sedang berjuang mendapatkan Cinta.

18 Juni 2010 (Malam Hari). Kebingungan teramat sangat menghantui ku sepanjang malam dikarenakan kebingungan untuk melaju di Jalan Tol Cipularang atau Jalan Tol Jagorawi. Ditambah dengan tidak didapatkannya izin untuk tidak masuk kantor di Hari Sabtu. Namun, panggilan alam untuk kembali bernostalgia teramat besar ditambah laghi dengan komitmen seorang Laki-laki ketika sudah berucap akhirnya menguatkan Niatku untuk kembali ke Gunung ini.

Hari ini Sabtu, 19 Juni 2010. Pagi itu aku berangkat ke kantor seperti biasa, menghabiskan waktu tanpa banyak kerjaan walau pikiran sudah melayang kemana-mana ingin cepat pulang. Tepat pukul 14.30 ketika bel pulang berbunyi, langsung saja kulajukan Terios hitam B 2622 AJ bergegas menuju Cikarang, tempat dimana junior-junior sudah menunggu untuk mendaki bersama. Ketika mobil hitam itu mulai melaju di Jalan Tol Cikampek, kemacetan sudah menungu sejak KM 19 (Oh GOSH!!!). Sejenak sambil menunggu kemacetan yang berlalu, aku mampir ke Starbucks KM 19 – tempat dimana aku bekerja dahulu untuk menyapa dan bercanda dengan Partner yang lain dan meminta Kopi Kuat “10 Shots Espresso on The Rock”. Awalnya berharap agar mata kecil ini kuat menyala sepanjang malam ketika nanti membelah Cipularang, namun itu menjadi penyakit yang menyesakkan dada dan membuat kepala menjadi pusink tidak seperti biasanya.

Tiba di Cikarang kira2 pk. 19.30, akhirnya saya baru mendengar kabar bahwa dari 7 orang yang akan mendaki hanya tersisa 3 saja yang akan berangkat. “What THE FUCK GUYS… I spare my time and postponed my plan just to keep my words. Then you all messed it up…” Laki-laki dipercaya berdasarkan apa yang dia ucapkan. Akhirnya walau hanya bertiga, kami tetap berangkat…

05.00 : Sebelum Memulai Pendakian
Pk.23.00. Kami pun mulai mulai membelah Cipularang dengan Hilman, Diana, dan Ayu. (Team ini bertambah Ayu karena dia tiba akhirnya di dormitory pk 21.00). Keadaan sepanjang perjalanan ini dapat dikatakan lancer euy… Membelah Tol Cipularang yang kemudian bergeser ke arah Bandung, kemudian mentokkkkk sampai akhirnya kita keluar di Pintu Tol Cileunyi… Keluar Pintu tol, kita akan berputar balik dan kemudian berbelok ke kiri ke arah Garut dan Tasik melalui jalur Cicalengka. Setelah berjalan tidak terlalu lama kita akan tiba di Nagrek, sebelumnya tiba di Nagrek jalur akan memecah dua dan kita harus tetap jalan lurus, jika kita mengambil kanan kita akan berputar balik kea rah sebelumnya. Setelah Turunan Nagrek jalanan akan kembali bercabang dua yang dimana kita mengambil jalur kanan bukan kiri. Karna kalau ke kiri, kita akan ke Tasik, sedangkan tujuan kita adalah Garut (Jalur Kanan). Dari Kabupaten Garut, kami mulai memasuki Kota Garut dan mengikuti jalan kearah Cikajang. Di ujung jalan Cikajang, kita akan bertemu dengan perempatan dimana jalan yang kita ambil adalah lurus dan dijalani terus sampai akhirnya kita tiba di pos pendakian Gunung Papandayan.


Akhirnya pk.04.00 kami tiba di Parkiran Luas Gunung Papandayan. Senang rasanya ketika keluar dari mobil dan menikmati bintang-bintang ditemani oleh kilatan-kilatan petir yang menghiasi langit Papandayan. Beberapa menit kemudian saya dihampiri oleh seorang penjaga warung. Perasaan senang saya memuncak dikarenakan setelah usut punya usut (gelap banget euy, ngak bisa ngeliat wajah orang secara jelas) penjaga warung tersebut adalah si “aya” dimana 1 tahun yang lalu, dia yang menjamu saya dan membangunkan saya ketika saya tiba dan memutuskan untuk tidur didepan warungnya berbalut sleeping bed dan beratapkan langit. Nostalgia singkat pun dimulai sambil menanyakan kabar Kang Dedi dan Kang Ayi yang menemani saya meraih Puncak Papandayan.


Puncak Bayangan
Tidak terasa, waktu sudah menunjukkan pk.04.30 akhirnya saya membangunkan yang lain dan bersiap untuk memulai pendakian untuk mengejar Sun Rise di Puncak Bayangan. Setelah bersiap, perjalanan pun dimulai pk. 04.50. Diawali dengan doa bersama untuk memohon berkat, kami ber-empat memulai perjalanan yang selow tapi pasti menuju Puncak Bayangan di sisi kanan kami. Dan akhirnya kami berempat tiba di Puncak Bayangan pk. 05.15. Track yang dilalui untuk mencapai puncak bayangan adalah berbatu, setelah memutari punggungan tebing diharuskan mendaki vertical memotong jalan ke puncak tebing yang kemudian berbelok ke kanan.Setibanya di puncak Bayangan yang ditandai dengan adanya Antena Tenaga Surya, kami pun bersantai menunggu munculnya Sang Surya dari tengah-tengah Gunung Cikurai dan Jalur Turun Puncak Papandayan. Ternyata sudah banyak berubah selama setahun ini, Matahari muncul disisi kiri Gunung Cikurai bukan ditengah-tengah laghi layaknya 1 tahun yang lalu. Setelah berfoto-foto dan mengabadikan beberapa moment, perjalanan pun dilanjutkan.

Puncak Bayangan
Pk.06.30, kami melanjutkan perjalanan memotong gunung kapur guna mencapai daerah yang saya sebut “eruption effect”. Kami memotong jalan dikarenakan jika mengikuti jalur normal, kami harus melewati Pondok Selada dan Lubang Angin dimana akan memakan waktu lebih lama untuk mencapai puncak Tegal Alun. Dikarenakan jalur yang akan lewati adalah shortcut, track yang kami lewati pun dapat dikatakan Extreme, medan terjal dan berbatu dengan kemiringan >45® pun kami Jabani.



Setelah nyasar sedikit, kami tiba di “eruption effect” pk. 07.30 dimana kami memutuskan untuk beristirahat menikmati indahnya ciptaan Tuhan dengan dihiasi padang yang seluruh nya putih dan berbatu dengan kontur tanah sedikit lembek dan ditumbuhi oleh pohon-pohon kering tidak berdaun dikarenakan gugur ketika terkena abu letusan Gunung Papandayan di Tahun 2002.


Eruption Effects

Setibanya di “eruption effect” kami bersantai menikmati pemandangan Kawah Papandayan di bawah kami dan menikmati keindahan tanah putih tersebut disekeliling kami. Bendera DV pun kami kibarkan ditemani Boxer Indonesia Hilman. Canda dan tawa menemani kami selama istirahat sebelum akhirnya memutuskan perjalanan pada pk. 08.30 menuju Puncak Tegal Alun. Perjalanan menuju Puncak Tegal Alun memutari gunung-gunung kapur kearah Barat dengan medan yang dilalui sedikit menanjak dan tanahnya sedikit lembek. Yang kemudian berbelok ke arah Utara di ujung jalannya dan kembali menanjak dengan kemiringan 45®.


Pk.10.00 kamipun tiba di Puncak Tegal Alun, Salah satu puncak Gunung Papandayan yang dikelilingi oleh Tumbuhan Abadi “Edelwais”. Kami tidak mengabadikan beberapa moment ketika sampai melainkan berjalan turun ke sisi barat untuk berteduh dan bersantai di aliran air dan rumput yang menghijau. Disini kami beristirahat, dan tanpa disadari kami ber-empat terlelap cukup lama disini sampai Sinar Matahari menyengat dan membakar kulit kami. Setelah tenaga kembali ter-recharge kami pun memulai perjalanan kembali ke BaseCamp dikarenakan mengejar waktu untuk kembali ke Jakarta. Pk 11.30 perjalanan menuju base camp dimulai dengan mengabadikan beberapa moment di Puncak Tegal alun.

Puncak Tegal Alun

Akhirnya kami tiba di Base camp pk.13.00. dengan bersantai sejenak sambil menikmati indomie rebus dan goreng ditemani oleh kopi dan teh manis hangat, dikarenakan cacing-cacing diperut kami sudah mengeluh meminta makanan. Bertukar pikiran, bercanda tawa, dan berbagi pengalaman mengisi waktu sambil mengumpulkan tenaga sebelum kembali ke Jakarta. Sebelum saya pulang, saya bertemu dengan Kang Ayi dan menitipkan sedikit oleh-oleh dari Jakarta yakni 2 buah bingkai Foto untuk dirinya dan Kang Dedi sebagai kenang-kenangan akan pendakian saya 1 tahun yang lalu ke Gunung ini. pk.14.30 Kami semua bergegas kembali ke Jakarta, dengan segala keceriaan, kesenangan, dan kegembiraan menghiasi wajah kami. Satu kata yang terucap dari bibir teman-teman pendakian saya kali ini, “Gunung Papandayan tidak semudah yang dipikirkan.” Dan saya hanya tersenyum kepada mereka.

Terima kasih Tuhan, Allah Yang Perkasa. Karena berkat rahmat dan bimbingan-Mu kami dapat menyelesaikan pendakian kali ini dengan Baik. Terima kasih atas segala keindahan yang memuaskan Jiwa kami ketika kami berkunjung ke salah satu karya-Mu. Semoga semua harapan yang kami idamkan sebelum mendaki Gunung ini, berkat kuasa dan karuniamu dapat terlaksana Nantinya…

Thank You Diana SyahPutri, Hilman Fino, Dwi Wahyuni. It’s always been a pleasure for me to hike with all of You!!!


Hari ini Sabtu, 14 Mei 2010 tiba-tiba sebuah pesan masuk kedalam Ponselku. Ketika kulihat beberapa saat kemudian, Budi Hendrikko ternyata sang pengirim pesan. Dia mengundangku untuk ikut berkumpul bersama-sama teman-teman Starbucks KM 19 di McD pada pukul 22.00. Sesaat kemudian kubalas pesan itu dan menanyakan siapa saja yang kemungkinan besar akan hadir, akhirnya kuketahui Kak Budi, Kak Pani, Kak Khusnul, Kak Khus, Kak Yunan, dan Kak Mario yang kemungkinan akan datang malam itu… Senang hatiku mendapat undangan itu sambil berpikir dalam hati, “Coffee Master Gathering malam ini, mungkin ini juga saat-saat terakhir sebelum formasi Barista KM 19 selama 11 bulan terakhir ini akan berpencar menjalankan tugas dan pelayanan mereka ditempat-tempat yang berbeda.”

Kulihat jam, kira-kira sudah pukul 10 kurang malam ini. Akhirnya dengan mengendarai si Motor Supra lamaku aku tiba di tempat yang telah ditentukan. Baru saja memarkir kendaraan, hp ku bergetar menandakan ada yang menghubungi lewat ponsel, ternyata Kak Budi yang menghubungi ku karna dia juga sudah sampai ketika aku sampai. Tidak lama kemudian muncullah Kak Yunan dengan perut buncitnya dan jaket ijo-item kebanggaan saya secara khusus. Malam ini suasana McD sangat-sangat ramai… Kalau Sbux KM 19 seperti ini, bisa gempor Baristanya ketika bertugas… Kami menunggu kehadiran teman-teman lain sambil mengamati apakah ada bangku kosong yang dapat kami tempati, tetapi tidak ada. Kalaupun ada mungkin kalah cepat dengan customer lain. =p

Selang kurang lebih 10 menit setelah menunggu di pintu utama dan tidak ada tempat kosong kami beralih ke sisi lain yang ada patung Mc Donald nya… Hehe…. Kemudian datanglah Kak Mario (setelah pulang dating kayaknya). Akhirnya kami mendapatkan tempat dan Kak Mario mulai memesan makanan karna laparnya, kami bertiga pun berbincang-bincang sambil menunggu kehadiran yang lain. Akhirnya kak Khusnaeni datang setelah sebelumnya sempat ketiduran dan dihubungi oleh Kak Budi. Selang beberapa menit datanglah Kak Pani yang baru sembuh dari sakit dan dikerokin oleh Ibunda-nya. Kak Khusnul yang belum tiba. Kemudian, Kak Pani dan Kak Khusnaeni pun menyusul Kak Mario memesan makanan. Setelah berbincang-bincang cukup lama datanglah sang Pejabat Pemerintahan, Kak Khusnul.

Hari sudah berganti menjadi Minggu dan waktu kira-kira sudah menunjukkan pukul 01.00. akhirnya kami semua harus kembali ke rumah masing-masing… Maklum, paginya masih ada yang harus masuk Opening sebelum diperbantukan di Semarang….=p Hehe…..

Hey Guys, it’s just a simple story actually. But I realize, a friendship at small Coffee Shop like that could build a positive relation between their Partners. It seems like a small family for me and I believed that everyone at that store might agree on me… It wasn’t just about working together and then going home with routine activities 5/7, it’s bigger than that. We worked together then a relation built. The working condition be nice and make anyone comfort. The Customers come because they treated well and directly the business run smoothly… This is the ways of Starbucks run their business and produce money…. Hehe….

For all partners Starbucks KM 19. Success wherever you are…=)
Mas Arif : Sukses yah Mas….
Kak Budi : SPV Embassy (Metropolitan Mall Bekasi)
Kak Yunan : Opening Team Starbucks Semarang
Kak Mario : Opening Team Starbucks KM 10, Jagorawi Highway
Kak Khusnaeni : Opening Team Starbucks KM 10, Jagorawi Highway
Kak Khusnul : Pegawai Negeri
Kak Pani : Moga-moga cepet jadi SPV
Mbak Een : Moga2 impian rumahnya tercapai yach…=p
Kak Hera : Store Starbucks Mal Puri Indah
Kak Bryan : Moga2 akhir tahun tercapai mimpi2nya
Kak Gofar : Moga2 cepet jadi RMT and SM
Kak Dendi : Moga-moga cepet jadi SPV
Kak Astin : Moga-moga cepet jadi SPV
Kak Cecil : Moga-moga cepet jadi SPV
Kak Febri : Moga2 cepet lulus & cita2nya tercapai
Falensia : Opening Team Starbucks BRA (Bogor Rest Area)
Yohana : Opening Team Starbucks KM 10, Jagorawi Highway (Maybe)
Vida : Tercapai mimpi-mimpinya
Isti : Tercapai mimpi-mimpinya
Ajeng : Cepet Lulus
Ellya : Cepet Lulus
Della : Cepet Lulus
Andreas : Cepet Lulus
Ryan : Cepet Lulus & Sukses buat Usahanya

Always remember the memories for last 11 months, from September 2009 – May 2010…


1st of September!!!

That's my first time landed on Starbucks KM 19... One of the best stores that produced The Best Partners also!!! Why? Because at this store the situation was so crowded, especially at weekend, long weekend, and the climax at Public Holiday... (gonna be a moment be missed!!!)

Before I moved here, my 1st store was at Westlake, Cikarang... We have to move because our store was closed down and all partners were transferred back to their first store, KM 19.

It's around seven months I've been here. During those times, there were a lot of stories we created. It's coloring my day... Sad, mad, and happy of course...=p

February 19th, I entered Night shift. When I still worked out prepare the based, i received a message from my collegian. He offered me a job as a Dealer Development, replaced him in his company.. I told him to give me 1 week to think before I decided... But a couple days later he needs the answer urgently... That's a big dilemma and finally I answered yes...

Wow!!! It runs so fast from my target to decided, May...

There was time to meet... And I thought it’s time to say Good bye... Finished my story as a part-timer at Starbucks KM 19, the place taught me a lot about LIFE... I just could keep every single story I made with them at that time... Remembered as a good point to step ahead...

Thank you partners Starbucks KM 19 for every single thing we passed before... I hoped, my presence for last 7 months might gave you a simple memories to remembered that those store once had a big built partners with a Kribaw hair with a strong character and sometimes treated roughly….=p
Thank you Arif Soewarno, Hendrayani, Abdul Gofar, Hera Olivia, Bryan Kondorouw, Khusnaeni Wahidinn, Budi Hendrikko, Fani Nurfallah, Ceacillia Roring, Mario Tetelepta, Dendi Triawan, Yunanto, Astin Mariana, Muhammad Khusnul, Falensia Fahruroji, Maria Yohana, Vida Gumilang, Istiqomah, Ajeng Riandia Paramitha, Ellya Ratnasari, Alinar Della Nurfirdhausya, Andreas Anindyto, Ryan Eko Putranto...

It's an Honor to know all of you, being part of that small 'Family'....
Thank you guys!!! See you at another cheerful story…

FX. Krishna “Macin” Juwono
PT 1375 - 0900719


Tidak terasa, sudah 2.5 Tahun kita bersama sebagai Saudara....

Semakin berkembang dan terus berkembang... Mungkin hanya kalimat itu yang dapat diucapkan untuk menilai perkembangan Push-Pax dari hari ke hari...

Berawal dari permusuhan yang kemudian berubah menjadi persaudaraan ABADI...
Diawali dengan Orientasi Mahasiswa PU 2007, ketika menjadi musuh karna hubungan antara Senior dan Junior...

Kemudian hal itu melunak ketika kami bergabung bersama dibawah Panji sebuah Dorm, E6...

Panji itu berkembang seiring dengan perkembangan manusia... Satu persatu penghuni ASRAMA ini keluar masuk..

Agung, Otan, Icho, Macin, Niki, Abie, Bachol, Jarwo, Kinoy, Yuday, Fadil, Kevin...
Nama-nama tersebut yang dapat diingat intuk mengenang Formasi Push-pax pertama
Kelompok ini pun berkembang seiring dengan perkembangan di permainan futsal...

Push-pax pun berkembang, nama-nama baru bermunculan dan membuat reputasi kelompok ini menjadi terkenal se-Antero PU....

Bang Boy, Bagas, Zikur, Joe, Yomek pun bergabung...

2.5 Tahun, bukan waktu yang singkat untuk menjaga keakraban dari hubungan ini... Walau tidak dapat dipungkiri bukan waktu yang lama untuk dinilai sebagai sebuah persaudaraan...

Suka, Duka, Senang, Sedih pernah dirasakan bersama secara khusus dalam formas push-pax pertama...

Melalui Note ini... Secara khusus hanya ingin berterima kasih kepada kalian semua yang namanya sudah disebutkan di atas... Buat semua hal yang pernah kita lewatkan bersama.... Terkadang saya menyadari saya terlalu kasar, terlalu emosi, terlalu idealis dalam bersikap kepada kalian semua... Oleh karena itu saya hanya ingin meminta maaf...

Memasuki Tahun yang baru merupakan kesempatan bagi kita untuk memperbaiki segala hal yang kurang ditahun sebelumnya guna mencapai hal baru dan sesuai dengan harapan kita di Tahun ini...

Agung, semoga cepat selesai dengan Thesis-nya... Semoga kata 'Juli' yang pernah terungkap untuk sidang akan dengan benar terlaksana

Otan, semoga cita2nya untuk mengembangkan Karir di tempat yang baru dapat tercapai... Semoga cita2nya untuk memperbaiki rumah di Blitar pun dapat tercapai...

Icho, walau sudah jarang bertemu dan berkumpul.. Sukses untuk yang dilakukan-nya sekarang

Niki, semoga kesadaran untuk memperbaiki nilai dan mempercepat selesainya Thesis dapat terlaksana Tahun ini...

Abie,semoga lebih rajin belajar... Manusia berprinsip dan berkarakter itu yang dibutuhkan sekarang... Jangan mundur2 laghi bay.. hanya akan membuang kesempatan kita kelak dan mengecewakan orang tua kita

Bachol, semoga dapat dengan baik menyelesaikan studinya di tahun ini... Jangan males2 laghi col... Semoga kehidupan cintanya diberi kemudahan... Wanita hanya menunggu kita melaksanakan apa yang kita pernah ucapkan... Jangan membiarkan dirinya menunggu terlalu lama sebelum kita menyesal kellak...

Jarwo, makasih wo buat semua barang2nya... Semoga sukses dengan magangnya... Semoga kalau diijinkan yang DIATAS ngak bakal mundur kelulusannya...

Kinoy, life changed... Glad to see you rite now.. Thanx for ur advise to me... It means a lot.. I will always remember it... Sukses untuk magang nya... Sukses untuk percintaannya...

Yudie, sukses buat magang dan percintaannya... Thanx to make me smile when i sad...

Fadil, tetep semangat dil...Berusaha memperbaiki pola hidup... agar menjadi lebih baik kedepannya dil... Lebih rajin buat kuliahnya Dil... Usahain jangan mpe extend..

Kevin, gud friend di mapala... Keep your spirit on it... i kept your word last share in ressy kons... Hope it will proven.... Lebih rajin... Lo rajin,cuma harus lebih rajin laghi vin...


Thanx buat semua hal yang udah pernah kita lewatin bareng.... Kalian selalu ada di dalam doa agar selalu menjadi manusia yang lebih baik di kemudian hari....

Rajin2 Sholat, mendekatkan diri kepada Allah....
Rajin2 ke Gereja buat Otan...
Kita bersenang2 di masa muda, tapi jangan sampai mengganggu kita di kemudian hari... Kuliah cepat di PU memberi kita kesempatan untuk berkarir lebih cepat guna menjadi orang lebih SUKSES faster than others... Don't miss it buddy...

ALLAH BESERTA KITA SEMUA...

HAPPY NEW YEARS 2010...
HOPE WE WILL A PROSPEROUS LIFE STARTING THIS YEAR!!!



Ciah....

Malam ini mungkin jadi malam terakhir buat gw untuk ada di Cikarang.. Tapi bukan malam terakhir buat sebuah perjalanan kecil dari persaudaraan kita...

Teman2 yang aneh yang dekat karena pernah gw jebol jendela kamarnya wktu orientasi.. Tapi sekarang ini malah menjadi saudara2 yang ada kapanpun gw butuh... Makasih banget yach buat setiap hal kecil yang pernah dilewatin...

Gw Minta maaf kalau gw kadang suka extreme bercandanya...Tapi ngak pernah maksud apa2 kok...

Thanx banget buat semua supportnya selama ini kapanpun gw butuh... I really2 appreciate that... and gw tau itu semua ngak bakal pernah bisa dibayar pake materi... Thanx banget buat semuanya.... Saudara2 yang selalu ngebantu gw ketika gw jatuh dan ngak tau kemana...

Hari ini gw hanya minta tolong 1 kali lghi... moga2 besok Thesis Defense gw berjalan dengan baik dan dapat lulus... Kalau mungkin ada waktu dan sempat datang, gw sangat menghargai itu...Tapi kalaupun ngak, doa kalian sudah sangat saya syukuri...

Thanx banget yach buat Abay, Bacol. Kevin, Bontenk, Otan, Yudai, Fadil, Niki, Kinoy, Jarwo, Joe, Icho, aldo... Thanx banget buat semuanya.. Warna yang udah nemenin gw ngelewatin 3 tahun di kampus ini...

Thanx banget guys..

Miss you all...


Papandayan, gunungnya para ahli keris...


Hari ini, Rabu 18 Maret 2009, hari ini aku terlalu penat dengan segala keadaan yang sedang terjadi. Ingin bergegas mencari suatu tempat yang dapat membantuku menenangkan diri dan mengistirahtkan pikiranku sejenak dari segala kesibukan yang kulakukan. Bingung akan apa yang harus aku lakukan untuk mengembalikan semua ke keadaan “normal” akhirnya kuputuskan untuk kembali ke alam. Tempat dimana aku banyak belajar tentang kehidupan. Gn.Papandayan, 2622mdpl akhirnya menjadi tujuanku.
Setelah mengumpulkan niat dan mental yang besar untuk menjadi “Single Fighter” aku segera packing segala keperluan yang aku perlukan untuk melakukan pendakian “insane” ini. Awalnya ingin kugunakan Carrier Avtech 70L untuk melakukan pendakian ini, namun akhirnya aku memutuskan untuk menggunakan carrier Deuter “Futura” 28L karena barang yang kubawa tidak banyak. Setelah bersiap2 aku bergegas menuju Kontrakan saudara-saudara ku untuk mengucapkan salam dan memohon doa dalam pendakian kali ini.

Aku bergegas menuju terminal Cikarang Baru mengingat waktu yang semakin sore, karena takut tertinggal bus. Sesampainya disana bus yang harus ku tumpangi menuju Garut sudah tidak ada, namun masih ada bus Prima Jasa tujuan Bandung. Aku bertanya kepada para supir dan kondektur mengenai transportasi apa yang bisa membawaku ke Garut dalam keadaan seperti itu. Mereka menjelaskan bahwa sebaiknya aku menumpangi bus Prima Jasa sampai di Rest Area Km 57, dari situ aku dapat menukar bus dengan Bus Prima Jasa lainnya tujuan Garut. Aku menurut akan saran mereka. Awan keberuntungan kembali menaungi ku karena sesampainya aku di Rest Area Km.57 bus Prima Jasa jurusan Lebak Bulus – Garut tepat berada disampingku. Akhirnya aku pun berpindah bus dan akupun semakin dekat dengan tujuanku.

Waktu menunjukkan pk 10.30, aku pun tiba di terminal Garut. Waktu sudah terlalu malam, hanya sinar bulan dan sesekali lampu warung dipinggir jalan yang menerangi kota Garut malam itu. Aku pun mampir di warung nasi didepan termina guna mengisi perutku karena hari itu aku belum sempat makan apa2. Setelah selesai memuaskan kebutuhan jasmani ku aku pun bertanya kepada orang sekitar mengenai transportasi apa yang dapat aku tumpangi untuk sampai di pos pendakian Gn.Papandayan. Mereka mengatakan bahwa udah tak ada kendaraan yang dapat membawaku kesana. Ojek pun menjadi alternatif terakhir yang dapat kutumpangi menuju ke pos pendakian tersebut. Setelah bersiap semua dan melakukan tawar menawar mengenai harga ojek, akhirnya akupun berangkat menuju pos pendakian Gn.Papandayan.

Perjalanan menuju pos pendakian cukup panjang, 1 jam waktu yang harus kutempuh dengan duduk di kursi penumpang motor untuk sampai di pos pendakian. Hal tersebut cukup membuat pantatku tepos. Setibanya di pos pendakian hanya kutemukan seekor anjing, tidak ada siapapun yang kutemui selain gelapnya malam dan asap dari kawah belerang di kejauhan. Sungguh indah malam itu, ditemani dengan deru suara angin, dan bintang yang bertaburan di atas ku. Hari pun sudah berganti selama satu menit, melihat keadaan di sekitarku yang tidak mendukung untuk melakukan pendakian sendiri kuputuskan untuk beristirahat malam itu dan menunggu ketika sinar mentari kembali menyinari Gn.Papandayan.

Pagi itu kira-kira pk.06.00 aku pun terbangun ketika sinar matahari mulai menyinari wajahku. Pak Dedi (penjaga warung) mulai menanyaiku mengenai kedatangan ku hingga bisa tidur di depan warung yang beralaskan bintang dan hanya diselimuti oleh sleeping bed Consina Sleeping Moon ku. Setelah berbincang-bincang sejenak ditemani teh manis hangat yang sangat wangi dan gorengan, datanglah 2 orang (Mas Ayi dan Mas Didu) menanyaiku apakah maksud dan tujuan ku datang ke Gunung Papandayan. Aku pun menjelaskan bahwa Puncak Papandayan menjadi tujuanku hari itu. Kemudian, mereka menawarkanku jasa sebagai pemandu jalan. Mereka mulai menawarkan harga sebagai pemandu jalan, aku menjelaskan bahwa uang yang ku bawa hari itu tidak lah banyak karena pendakian ini sejujurnya hanya bermodalkan iman, mental, dan air. Akhirnya kami sepakat bahwa aku membayar mereka dengan menggunakan sleeping bed ku dan sedikit tambahan uang.

Pendakian pun dimulai, kira-kira mulai 7 pagi itu kami bertiga berangkat menuju tujuan kami, Puncak Papandayan. Pos pertama yang harus kami lalui adalah Tegal Alun. Kami melakukan pemotongan jalur karena kami tidak melewati Pos Pondok Selada. Jalan yang kami tempuh untuk sampai di Pos Tegal Alun dimulai dengan tanjakan yang cukup maknyos melewati pinggiran kawah Papandayan, dilanjutkan dengan melewati padang tandus dimana sungguh indah karena padang ini seperti pandang gurun berpasir putih dan hanya ditumbuhi oleh pohon-pohon yang sudah mati dikarenakan terkena semburan Lava panas ketika Gunung Papandayan yang meletus di tahun 2002.

Setelah melewati padang tersebut, kami melanjutkan perjalanan memasuki hutan dimana pohon-pohonnya tidak terlalu tinggi, dan kalau melihat jenis vegetasinya biasanya vegetasi ini adalah tumbuhan yang tumbuh sebelum vegetasi tanaman edelwais. Di dalam hutan kecil ini, aku kembali ditakjubkan dengan tumpukan-tumpukan tanah yang terjadi akibat letusan tersebut. Yang membuat ku takjub, tumpukan-tumpukan tanah itu membentuk seperti sekumpulan arca kecil.

Setelah melewati “arca” tersebut, kami berjalan tidak terlalu jauh dan mulai memasuki tanjakan. Tanjakan ini bisa dikatakan lumayan sekitar kurang lebih 50m vertikal ke atas. Di ujung dari tanjakan ini, kami memasuki daerah terbuka yang dapat dikatakan kering dan subur. Mas Ayi mengatakan bahwa kita sudah sampai di pos Tegal Alun. Ketika kaki saya pertama kali menginjak daerah ini, hal yang saya rasakan adalah “Sungguh Besar Kuasa Tuhan untuk Manusia” sungguh indah padang ini. Walau belum banyak tumbuhan edelwais yang tumbuh di daerah ini, tapi tidak mengurangi keindahan dari Tegal Alun ini. Mas Ayi dan Mas Didu mengatakan bahwa tumbuhan edelawais yang tumbuh di daerah ini baru berumur 7tahun. Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa tumbuhan Edelwais adalah tumbuhan abadi. Jika tumbuhan ini sudah tumbuh, maka tidak akan pernah mati.


Edelwais di Papandayan menjadi mati ketika lava panas akibat letusan di tahun 2002. Sejak saat itu, baru tumbuh sedikit sekali tumbuhan ini di pos ini. Jika kita mengamati tinggi dari tumbuhan ini pun kita dapat melihat bahwa tumbuhan ini masih pendek sekali jika dibandingkan dengan tumbuhan edelwais di Surya Kencana, Gn.Gede. Setelah menikmati keindahan ini dan mengambil beberapa gambar, kami pun memutuskan untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan menuju puncak Gn.Papandayan.


Dengan hanya bermodal pisang sale, air, rokok, permen, dan tango kami berusaha mengisi supply tenaga ke tubuh kami untuk tetap bisa melanjutkan perjalanan ke puncak Papandayan. Perjalanan pun dilakukan, track yang kami lalui untuk menuju puncak 1 dilalui dengan tanjakan yang lebih berat jika dibandingkan dengan tanjakan menuju ke pos Tegal Alun.
Tanjakan menuju ke puncak 1 kami lewati, setelah itu kembali keindahan alam muncul. Kami melewati batu besar yang diberi nama batu cakup. Di bagian bawah batu tersebut terdapat lubang dan terowongan yang dapat dilewati manusia. Konon menurut cerita penduduk setempat, batu itu dapat membawa seseorang sampai ke Mekkah. Namun saja, orang tersebut harus memiliki ilmu yang sangat hebat karena didalam terowongan tersebut, lampu seterang apapun tidak dapat tembus dan hanya terdapat 2 lubang yakni 1 lubang masuk dan 1 lubang keluar. Jika seseorang tanpa ilmu masuk ke dalam lubang tersebut alhasil hanya maut yang akan ditemuinya karena kesulitan akan oksigen.
Batu Cakup...


Tidak beberapa lama, kami pun tiba di puncak 1, hal tersebut ditandai dengan adanya slayer salah satu mapala yang diikatkan di ranting pohon. Perjalanan kami lanjutkan mengingat target waktu kami. Akhirnya pada pk 11.30 kami pun tiba di puncak 3 yang diyakini sebagai puncak tertinggi di Gunung Papandayan. Sebenarnya, di gunung ini terdapat 4 puncak, namun puncak 3 yang diyakini sebagai puncak tertinggi. Aku sungguh beruntung karena ketika aku tiba di puncak 3, cuaca menjadi cerah kembali. Di atas puncak ini dapat kulihat dengan jelas keindahan dari kawah papandayan, dimana terdapat sebuah danau berwarna seperti coca-cola. Selain itu juga terlihat Tegal Alun dan Pondok Selada dari puncak. Sungguh indah pemandangan ini. Ketika aku sampai di puncak 3, aku bersyukur kepada Yesus, Tuhan karena hanya dengan kuasa dia aku dapat sampai di Puncak 3. Tanpa kuasanya aku tidak akan pernah sampai di tempat itu sendiri dan ditemani oleh 2 orang pemandu. Aku mengabadikan beberapa gambar dengan mengibarkan bendera DV (mapala) dan bendera PU (universitas) di puncak gunung ini. Selain itu juga, aku berdoa agar hubungan ku dengan orang yang kusayang dapat semakin terjaga untuk kedepannya. Oleh karena itu, aku meninggalkan gelang yang tali prusik yang kubuat bersamanya di puncak Gunung Papandayan yang menandakan bahwa aku datang kesini untuk nya dan karena Tuhan dan dialah aku dapat sampai di tempat itu.



Kami pun beristirahat sejenak guna memulihkan tenaga kami yang terkuras selama perjalanan menuju puncak. Sambil berbincang ditemani dengan sisa bekal di Tegal Alun. Saya mendapat banyak tambahan pengetahuan baru terlebih mengenai Gunung Papandayan itu sendiri. Setelah menyantap sisa makanan kami sampai habis kami melanjutkan perjalanan karena waktu suda menunjukkan pk 13.30 dan aku harus segera mengejar bus untuk kembali ke Jakarta.


Selama perjalanan turun, ternyata kami diharuskan melewati jalur sebaliknya dimana melewati puncak 4 dan tidak melalui jalur sebelumnya. Hal tersebut untuk menghemat waktu. Namun jalur yang kami lewati kali ini jika diandaika sebagai jalur waktu kami naik dapat dikatakan jalur lebih Extreme. Dikarenakan rapatnya ranting pohon disitu. Selain itu trap-trap batu yang lebih menantang. Di perjalanan pulang kami, kami menemukan sarang burung namun burungnya tidak ada. Hanya 2 buah telur yang ditinggalkan di dalam sangkar. Selain itu, mas Ayi dan mas Didu mencari akar-akar pohon yang dapat mereka buat sebagai accesoris untuk menambah penghasilan mereka. Pukul 13.30 akhirnya kami tiba di pos pendakian bawah.


Dari pendakian ini, aku semakin menyadari bahwa Tuhan menciptakan begitu indahnya yang tidak semua orang dapat menyadarinya. Sehingga mereka kadang tidak menghargai keindahan tersebut dengan melakukan perusakan dimana-mana. Contoh simple yang aku lihat ketika mendaki puncak, terdapat orang-orang yang melakukan penebangan liar di sisi lain hutan dan meninggalkan sisa-sisa potongan kayu begitu saja. Kita sebagai manusia berbudi sudah sebaiknya menjaga keindahan tersebut sebagai salah satu bentuk terima kasih kita kepada Sang Pencipta akan apa yang dapat masih kita nikmati sampai sekarang. Sisi lain dari itu jika aku mencoba merelasikan dengan kehidupan antara sesama manusia, kita sudah sebaiknya untuk selalu berusaha membangun hubungan yang baik guna menjaga kesinambungan hidup. Alangkah lebih baik jika kehidupan kita selalui diwarnai dengan kehidupan yang harmonis. Untuk menjaga kesinambungan itu, kita seharusnya menjaga hubungan yang baik dengan lebih menghormati satu sama lain. Hal simple yang dapat kita lakukan adalah kita sudah seharusnya membuat orang-orang di sekitar kita selalu bahagia dan menghargai kehidupan ini dengan tidak menjalani kehidupan yang merusak diri mereka. Semua hal tersebut dilakukan hanya untuk menghargai segala kehidupan yang telah kita terima dari sang Pencipta.

Followers

Sample Widget