Setelah merencanakan berminggu-minggu untuk bernostalgia ke Gunung Papandayan, akhirnya Sabtu 19 Maret 2010 saya pun kembali ke Gunung-nya Para Ahli Keris tersebut… Just FYI, ini bukan pendakian pertama saya ke Gunung ini, namun bagi saya Gunung ini banyak memiliki kenangan tersendiri secara khusus ketika saya sedang berjuang mendapatkan Cinta.
18 Juni 2010 (Malam Hari). Kebingungan teramat sangat menghantui ku sepanjang malam dikarenakan kebingungan untuk melaju di Jalan Tol Cipularang atau Jalan Tol Jagorawi. Ditambah dengan tidak didapatkannya izin untuk tidak masuk kantor di Hari Sabtu. Namun, panggilan alam untuk kembali bernostalgia teramat besar ditambah laghi dengan komitmen seorang Laki-laki ketika sudah berucap akhirnya menguatkan Niatku untuk kembali ke Gunung ini.
Hari ini Sabtu, 19 Juni 2010. Pagi itu aku berangkat ke kantor seperti biasa, menghabiskan waktu tanpa banyak kerjaan walau pikiran sudah melayang kemana-mana ingin cepat pulang. Tepat pukul 14.30 ketika bel pulang berbunyi, langsung saja kulajukan Terios hitam B 2622 AJ bergegas menuju Cikarang, tempat dimana junior-junior sudah menunggu untuk mendaki bersama. Ketika mobil hitam itu mulai melaju di Jalan Tol Cikampek, kemacetan sudah menungu sejak KM 19 (Oh GOSH!!!). Sejenak sambil menunggu kemacetan yang berlalu, aku mampir ke Starbucks KM 19 – tempat dimana aku bekerja dahulu untuk menyapa dan bercanda dengan Partner yang lain dan meminta Kopi Kuat “10 Shots Espresso on The Rock”. Awalnya berharap agar mata kecil ini kuat menyala sepanjang malam ketika nanti membelah Cipularang, namun itu menjadi penyakit yang menyesakkan dada dan membuat kepala menjadi pusink tidak seperti biasanya.
Tiba di Cikarang kira2 pk. 19.30, akhirnya saya baru mendengar kabar bahwa dari 7 orang yang akan mendaki hanya tersisa 3 saja yang akan berangkat. “What THE FUCK GUYS… I spare my time and postponed my plan just to keep my words. Then you all messed it up…” Laki-laki dipercaya berdasarkan apa yang dia ucapkan. Akhirnya walau hanya bertiga, kami tetap berangkat…
05.00 : Sebelum Memulai Pendakian
Pk.23.00. Kami pun mulai mulai membelah Cipularang dengan Hilman, Diana, dan Ayu. (Team ini bertambah Ayu karena dia tiba akhirnya di dormitory pk 21.00). Keadaan sepanjang perjalanan ini dapat dikatakan lancer euy… Membelah Tol Cipularang yang kemudian bergeser ke arah Bandung, kemudian mentokkkkk sampai akhirnya kita keluar di Pintu Tol Cileunyi… Keluar Pintu tol, kita akan berputar balik dan kemudian berbelok ke kiri ke arah Garut dan Tasik melalui jalur Cicalengka. Setelah berjalan tidak terlalu lama kita akan tiba di Nagrek, sebelumnya tiba di Nagrek jalur akan memecah dua dan kita harus tetap jalan lurus, jika kita mengambil kanan kita akan berputar balik kea rah sebelumnya. Setelah Turunan Nagrek jalanan akan kembali bercabang dua yang dimana kita mengambil jalur kanan bukan kiri. Karna kalau ke kiri, kita akan ke Tasik, sedangkan tujuan kita adalah Garut (Jalur Kanan). Dari Kabupaten Garut, kami mulai memasuki Kota Garut dan mengikuti jalan kearah Cikajang. Di ujung jalan Cikajang, kita akan bertemu dengan perempatan dimana jalan yang kita ambil adalah lurus dan dijalani terus sampai akhirnya kita tiba di pos pendakian Gunung Papandayan.
Akhirnya pk.04.00 kami tiba di Parkiran Luas Gunung Papandayan. Senang rasanya ketika keluar dari mobil dan menikmati bintang-bintang ditemani oleh kilatan-kilatan petir yang menghiasi langit Papandayan. Beberapa menit kemudian saya dihampiri oleh seorang penjaga warung. Perasaan senang saya memuncak dikarenakan setelah usut punya usut (gelap banget euy, ngak bisa ngeliat wajah orang secara jelas) penjaga warung tersebut adalah si “aya” dimana 1 tahun yang lalu, dia yang menjamu saya dan membangunkan saya ketika saya tiba dan memutuskan untuk tidur didepan warungnya berbalut sleeping bed dan beratapkan langit. Nostalgia singkat pun dimulai sambil menanyakan kabar Kang Dedi dan Kang Ayi yang menemani saya meraih Puncak Papandayan.
Puncak Bayangan
Tidak terasa, waktu sudah menunjukkan pk.04.30 akhirnya saya membangunkan yang lain dan bersiap untuk memulai pendakian untuk mengejar Sun Rise di Puncak Bayangan. Setelah bersiap, perjalanan pun dimulai pk. 04.50. Diawali dengan doa bersama untuk memohon berkat, kami ber-empat memulai perjalanan yang selow tapi pasti menuju Puncak Bayangan di sisi kanan kami. Dan akhirnya kami berempat tiba di Puncak Bayangan pk. 05.15. Track yang dilalui untuk mencapai puncak bayangan adalah berbatu, setelah memutari punggungan tebing diharuskan mendaki vertical memotong jalan ke puncak tebing yang kemudian berbelok ke kanan.Setibanya di puncak Bayangan yang ditandai dengan adanya Antena Tenaga Surya, kami pun bersantai menunggu munculnya Sang Surya dari tengah-tengah Gunung Cikurai dan Jalur Turun Puncak Papandayan. Ternyata sudah banyak berubah selama setahun ini, Matahari muncul disisi kiri Gunung Cikurai bukan ditengah-tengah laghi layaknya 1 tahun yang lalu. Setelah berfoto-foto dan mengabadikan beberapa moment, perjalanan pun dilanjutkan.
Puncak Bayangan
Pk.06.30, kami melanjutkan perjalanan memotong gunung kapur guna mencapai daerah yang saya sebut “eruption effect”. Kami memotong jalan dikarenakan jika mengikuti jalur normal, kami harus melewati Pondok Selada dan Lubang Angin dimana akan memakan waktu lebih lama untuk mencapai puncak Tegal Alun. Dikarenakan jalur yang akan lewati adalah shortcut, track yang kami lewati pun dapat dikatakan Extreme, medan terjal dan berbatu dengan kemiringan >45® pun kami Jabani.
Setelah nyasar sedikit, kami tiba di “eruption effect” pk. 07.30 dimana kami memutuskan untuk beristirahat menikmati indahnya ciptaan Tuhan dengan dihiasi padang yang seluruh nya putih dan berbatu dengan kontur tanah sedikit lembek dan ditumbuhi oleh pohon-pohon kering tidak berdaun dikarenakan gugur ketika terkena abu letusan Gunung Papandayan di Tahun 2002.
Eruption Effects
Setibanya di “eruption effect” kami bersantai menikmati pemandangan Kawah Papandayan di bawah kami dan menikmati keindahan tanah putih tersebut disekeliling kami. Bendera DV pun kami kibarkan ditemani Boxer Indonesia Hilman. Canda dan tawa menemani kami selama istirahat sebelum akhirnya memutuskan perjalanan pada pk. 08.30 menuju Puncak Tegal Alun. Perjalanan menuju Puncak Tegal Alun memutari gunung-gunung kapur kearah Barat dengan medan yang dilalui sedikit menanjak dan tanahnya sedikit lembek. Yang kemudian berbelok ke arah Utara di ujung jalannya dan kembali menanjak dengan kemiringan 45®.
Pk.10.00 kamipun tiba di Puncak Tegal Alun, Salah satu puncak Gunung Papandayan yang dikelilingi oleh Tumbuhan Abadi “Edelwais”. Kami tidak mengabadikan beberapa moment ketika sampai melainkan berjalan turun ke sisi barat untuk berteduh dan bersantai di aliran air dan rumput yang menghijau. Disini kami beristirahat, dan tanpa disadari kami ber-empat terlelap cukup lama disini sampai Sinar Matahari menyengat dan membakar kulit kami. Setelah tenaga kembali ter-recharge kami pun memulai perjalanan kembali ke BaseCamp dikarenakan mengejar waktu untuk kembali ke Jakarta. Pk 11.30 perjalanan menuju base camp dimulai dengan mengabadikan beberapa moment di Puncak Tegal alun.
Puncak Tegal Alun
Akhirnya kami tiba di Base camp pk.13.00. dengan bersantai sejenak sambil menikmati indomie rebus dan goreng ditemani oleh kopi dan teh manis hangat, dikarenakan cacing-cacing diperut kami sudah mengeluh meminta makanan. Bertukar pikiran, bercanda tawa, dan berbagi pengalaman mengisi waktu sambil mengumpulkan tenaga sebelum kembali ke Jakarta. Sebelum saya pulang, saya bertemu dengan Kang Ayi dan menitipkan sedikit oleh-oleh dari Jakarta yakni 2 buah bingkai Foto untuk dirinya dan Kang Dedi sebagai kenang-kenangan akan pendakian saya 1 tahun yang lalu ke Gunung ini. pk.14.30 Kami semua bergegas kembali ke Jakarta, dengan segala keceriaan, kesenangan, dan kegembiraan menghiasi wajah kami. Satu kata yang terucap dari bibir teman-teman pendakian saya kali ini, “Gunung Papandayan tidak semudah yang dipikirkan.” Dan saya hanya tersenyum kepada mereka.
Terima kasih Tuhan, Allah Yang Perkasa. Karena berkat rahmat dan bimbingan-Mu kami dapat menyelesaikan pendakian kali ini dengan Baik. Terima kasih atas segala keindahan yang memuaskan Jiwa kami ketika kami berkunjung ke salah satu karya-Mu. Semoga semua harapan yang kami idamkan sebelum mendaki Gunung ini, berkat kuasa dan karuniamu dapat terlaksana Nantinya…
Thank You Diana SyahPutri, Hilman Fino, Dwi Wahyuni. It’s always been a pleasure for me to hike with all of You!!!